Tuesday, 5 February 2013

Mengenal Barcelona


Perjalanan kami di belahan Eropa dimulai di Barcelona. Berbekal informasi harga paket murah dari seorang sahabat baik (tiket pesawat Berlin - Barcelona pp 58 E/org dan hotel bintang satu 38 E/hr) kami putuskan berangkat di saat Berlin mulai mendingin akibat winter yang datang terlambat. Persiapan cukup dengan mengintip google dan mencari keywords "best tourist attraction in barcelona", maka muncullah semua daftar yang dapat dipilih, dibandingkan dan kemudian dicetak. Niat kami dalam waktu 4 hari, paling tidak landmarsk Barcelona sudah berhasil dikunjungi. Ohya,sedikit tambahan info, karena maskapai penerbangan adalah kelas ekonomi, maka kami diperbolehkan membawa" hand gepack" kurang dr 20 kg dgn ukuran sekitar 52 cm x 16 cm x 35 cm per orang for free. Di luar itu, kita diwajibkan memasukkan bawaan ke bagasi dan dikenakan tambahan biaya.

Sesampainya di Barcelona, kami mencari informasi ttg paket transportasi umum. Ternyata sama juga dengan Berlin, disini ditawarkan kartu 1 hari,2 hari sampai 5 hari dgn nama Barcelona Card. Kartu ini memiliki kelebihan dapat dipakai di semua moda transportasi apapun dan ada banyak diskon melekat di kartu tsb apabila kita ingin mengunjungi tempat-tempat wisata. Dengan pertimbangan harga yang cukup mahal, sekitar 40 E/org untuk 4 hr, akhirnya diputuskan beli kartu T10 yang artinya dapat dipakai utk 10 kali perjalanan dengan moda transpotasi apapun, dengan harga cukup murah 9,25 E/org.

Kesan pertama naik kereta Aeroport, nyaman banget. Selain ber AC, interior dan desain dalam kereta sudah sama dengan yang biasa kita naiki di Berlin, hanya berbeda di segi "goyangan suspensi". Kata Abinya Abel, bedalah kereta Spanyol dengan kereta Jerman yang notabene sudah jauh lebih maju di bidang teknologi :). Sampai di hotel, dan unpacking sebentar, kami lanjut perjalanan ke CBD, di Plaza d Catalunya. Disini kami menikmati perjalanan dengan bis, yang lagi-lagi sudah berdesain sama dengan berlin. Hanya bedanya, kalau di Berlin, kami cukup menunjukkan bukti kartu mahasiswa kepada driver, tp di Barca, hampir semua penumpang harus memvalidasi tiket dalam mesin khusus yang tersedia. Sangat mudah,terstandar, dan jelas. Ohya, ternyata di Barca, sanksi utk penumpang gelap lebih mahal 10 E dibanding Berlin, yaitu 50 E.

Barcelona cukup bersahabat dengan suhu sekitar 12-16 drajat Celcius di siang hari. Namun fluktuasi cuaca yang demikian cepat, membuat kami harus menahan dingin di sore hari saat menikmati jalan-jalan di sepanjang la Rambla (semacam Malioboro Yogyakarta atau Kurfurstendam Berlin). Rencananya kami akan menyusuri la Rambla sampai ujung yaitu Pantai Barcelona, tapi setelah jam 6 sore, perut lapar dan dingin, kami balik arah ke hotel :) Sebelumnya suami menyempatkan membeli kebab ala lebanon (swharma) di la Rambla. Tapi ternyata kami kecewa, rasa dan harga tidak sebanding dengan kebab Berlin. Mulai dari saus yang berbeda, tingkat kematangan daging kebabnya dan sayuran di dalam kebab, jauh dr yang kami bayangkan :( tapi mau gimana lagi, harus isi amunisi kan untuk menjaga stamina? so tetep aja, harus dihabiskan.

Sama seperti negara2 maju lain, disini fasilitas pedestrian ways sangat sangat nyaman. Anehnya, dibanding Berlin, disini kami jumpai banyak sekali orang naik motor. Motornyapun merknya macem2, ada honda, BMW, piaggio dan merk2 lain. Secara umum model yang populer disini adalah model seperti vario atau mio dengan kaca depan seperti di film Chips hihi. Baru diketahui belakangan, karena Barca tidak bersalju dan tempat parkir yang semakin sempit dan tarif parkir menjadi lebih mahal, penduduk lokal lebih memilih untuk menaiki motor. Motor adalah alat transporasi yang paling digemari, disusul sepeda. Banyak tempat2 di kota yang menyediakan jasa penyewaan sepeda yang dikelola oleh pemerintah setempat dengan nama BICING, yg dpt disewa tahunan. Asyiknya, sepeda ini tanpa dikunci, jd setelah selesai dipakai, dapat diparkir lagi dimanapun selama ada tanda parkir khusus" bicing" dan sepeda akan menempel dan dikunci dengan magnet otomatis. Sebenernya pengen nyobain sih, tp karena semua instruksinya tidak ada yang berbahasa Inggris, so kami cuma cengar cengir dan akhirnya menahan hasrat naik sepeda.

Hmm, mumpung inget...lucunya disini bis tidak berhenti otomatis seperti di Berlin. Melambaikan tangan adalah satu cara menghentikan bis, hampir sama spt di Indo kan? Saya menduga karena disni 1 halte bisa dipakai oleh beberapa rute, sehingga tidak otomatis, beda dengan di Berlin, tiap rute punya halte khusus. Kalau di Berlin, kita tahu apa nama halte berikut karena di dalam bis ada layar tv yang menulis tujuan selanjutnya. Disini, sama, ada layar TV, tp mungkin karena saya tdk tahu sama sekali bahasa spanyol selain gracias hehe, informasi terkesan membingungkan karena banyak yang tertulis di TV, mungkin ada sekitar 3 atau 4 baris kalimat pendek. Lucunya lagi, sebelum sampai halte berikutnya, selalu ada pembicaraan antara laki-laki dan perempuan seperti menanyakan ini sampai dimana ya? oh ya..sekarang sudah sampai di X..hehe bener2 deh serasa di telenovela.

Disambung lagi nanti ya...
Saya bersyukur bisa mengenal belahan dunia lain selain Berlin, tempat saya numpang sementara ini. Saya benar2 merasakan bahwa selama 2 hari saya disini, kepekaan untuk mensyukuri hal sekecil apapun
menjadi diasah kembali, baik secara everyday life maupun secara keilmuan, karena saya kan belajar tata kota hehe.

No comments: