Sunday 19 January 2014

Tiba di Marrakesh

Dimulai dari cerita trman baru saya ttg impiannya liat Milky Way di Maroko, kamipun tertarik untuk datang ke Maroko. Selain bisa masuk tanpa visa kami sudah membayangkan bahwa kami akan bisa menikmati kuliner halal dengan harga yang relatif murah. Ini nih yang paling saya suka,karena perjalanan kami sebelumnya saya selalu harus menyiapkan dan membawa nasi dan lauk pauk awal untuk survival di hari pertama. Maklum saja, selain perut yang indonesia sekali alias harus makan nasi tapi juga pertimbangan bahwa di hari pertama kedatangan pasti kami belum kenal daerah tujuan wisata sehingga belum tahu tempat makan yang halal dimana saja.

Well...akhirnya setelah beberapa trip,trip kali ini saya bener bener bisa packing light :)
Bonus kedua adalah tentang tanggal kedatangan. Kami selalu mencari tanggal termurah dan pesan paling tidak 3 bln sebelumnya. Senangnya begitu kami tahu bahwa ternyata hari itu adalah Maulid Nabi. What a coincidence !! Membayangkan bakal jalan-jalan di negeri al Maghribi saja sudah memberi semangat ekstra buat trip kali ini.

Setibanya di bandara Menara, bonus ketiga adalah temen baru suami bersedia menjemput kami dan menjadi gaet. Alhamdulillah. Bahasa utama di Maroko adalah Arab, Prancis dan Spanyol yang tidak kami kuasai sama sekali. Ditambah informalitas khas Maroko yang menghadirkan banyak elemen kejutan membuat kami merasa bersyukur punya teman baik yang mau menemani, setidaknya kami bisa lebih hemat waktu karena prevalensi kesasar jadi minim.

Subhanallah...langsung nyes dada saya, sampai di Marrakesh disambut dengan adzan Maghrib. Setelah selama ini hanya mendengarkan virtual adzan hampir 3 tahun tinggal di Berlin. 
I am home...itu yg saya rasakan dalam perjalanan keluar bandara. Dimulai dengan transaksi menawar taksi sampai  perjalanan ke hotel kami, menembus kesemrawutan lalu lintas Marrakesh. Pencampuran antar moda, tuk tuk (semacam bajaj), pengendara (mobil, motor dan sepeda), penyeberangan jalan sembarangan dan banyak sekali bis yang ngetem...hehe.

Setelah check-in, tujuan pertama adalah cari makan di Djema el Fna. Kami menginap di Riad, rumah asli suku Berber yang disewakan dan dikelola seperti hotel; Riad Casa Sophia. Jalan kaki dari Riad hanya 2 menit sampailah kita di alun-alun terbesar di Marrakesh,pusat aktivitas kuliner dan seni khas Maroko yang menjadi salah satu warisan budaya UNESCO.
Kami memilih tenda yang menjual olahan sapi dan kambing. Saya dan abel mencoba daging sapi dan suami saya makan kepala kambing. Das war super lekker !!! Alhamdulillah...enak, murah dan halal.

No comments: